Februari dan Agustus adalah bulan pemberian vitamin A setiap tahunnya. Khusus bulan pemberian vitamin A, Semua balita sasaran di wilayah kerja posyandu kita harus mendapatkan vitamin A meskipun mereka tidak datang ke posandu. Jika Balita sasaran tidak datang perlu dilakukan kunjungan rumah. Kegiatan kunjungan rumah untuk pembagian vitamin A ini biasa disebut sweeping. Sweeping vitamin A adalah salah satu upaya untuk menjaring sasaran dan memastikan semua anak usia 6-59 bulan mendapatkan vitamin A di wilayah kerja posyandu.
Sweeping Vitamin A yang Melelahkan
Sweeping vitamin A tidak hanya sekedar membagikan vitamin A. Pada saat sweeping, anak tetap diukur (tinggi badan, lingkar kepala, LILA) dan ditimbang serta badannya persis seperti kegiatan posyandu. Tingkat kehadiran balita di posyandu yang rendah membuat kegiatan ini sangat melelahkan kader posyandu. Menimbang 50 anak saat posyandu bisa selesai 3 jam, sudah termasuk penyuluhan dan imunisasi. Sekali posyandu tuntas. Menimbang 10 anak saat kunjungan rumah bisa seharian juga, sementara sasaran balita di posyandu lebih dari 100 anak. Bayangkan kalau kunjungan balita di posyandu kurang dari 50%?.
Ada banyak alasan mengapa kegiatan sweeping vitamin A melelahkan.
- Anak tidak di rumah: dibawa jalan-jalan sama anggota keluarga lain, pulang kampung, dibawa ke pasar, ikut tetangga, dan lain lain.
- Anak tidak mau ditimbang dan diukur: banyak anak yang tidak mau sama orang lain. Melihat kader datang aja sudah nangis jerit-jerit, gimana mau ngukur?
- Anak sedang tidur sehingga tidak boleh diganggu.
- Anak sedang sakit
- Wilayah pemukiman warga yang berbukit dan hanya bisa diakses dengan jalan kaki.
Proses dari ngetuk pintu rumah sampai selesai pengukuran hingga pemberian vitamin A bisa 15 menit. Bisa juga malah sampai pulang tidak berhasil menimbang karena berbagai alasan di atas. Belum lagi waktu yang dibutuhkan untuk berpindah dari rumah ke rumah.
Sangat diperlukan kerjasama banyak pihak agar pemberian vitamin A dan pengukuran balita ini bisa menjangkau semua anak terutama dari pihak keluarga balita. Peran serta pemerintah setempat baik RT, RW, dan Kelurahan sangat diperlukan untuk mengimbau orang tua balita agar datang ke posyandu untuk meningkatkan kunjungan. Kunjungan posyandu yang meningkat akan mengurangi beban kerja kunjungan rumah bagi kader.